17 Nov 2008
MTGW - Don't Worry Be Happy
"Mario Teguh-Golden Ways" minggu ini mengambil tema "Don't Worry Be Happy" (Minggu ini aku agak telat nontonnya, tapi masih sempet nyatet beberapa poin penting yang disampaikan Pak Mario). Antara lain :

Ada pepatah Tibet yang mengatakan :
"Apabila sebuah masalah bisa diselesaikan, Selesaikanlah... tidak usah khawatir. Dan apabila masalah itu tidak bisa diselesaikan, dan mengkhawatirkannya-pun tidak membawa kebaikan. Jadi jangan khawatir... "

Pertanyaannya adalah "Saya terlanjur khawatir, apa yang harus saya lakukan ?"

Kita harus memilih tindakan terbaik, sikap terbaik di dalam perasaan apapun termasuk di dalam perasaan khawatir.
"Bahwa kita menjadi berhasil bukan karena baiknya yang terjadi pada kita. Kita bukan hasil dari kejadian, kita itu hasil dari keputusan kita dalam bereaksi terhadap kejadian."

Sesi pertanyaan (dari Abdul Hadi - Bandung), pertanyaannya adalah :
Bagaimana upaya yang harus kita lakukan agar selalu dalam kondisi bahwa kemampuan kita di atas keharusan yang kita lakukan ?

Jawaban dari Pak Mario adalah :
Kita kadang-kadang merasa bahwa kalau keharusan-keharusan kita kecil dibandingkan dengan kemampuan kita. Lalu kita menjadi pribadi yang berbahagia (Betul ... tapi hanya sementara). Orang yang mampu harus selalu berhadapan dengan keharusan yang lebih besar dari kemampuannya. Orang-orang yang mencari keharusan yang lebih kecil dari kemampuannya akan mencari pekerjaan mudah, akan berbisnis mudah, akan berhubungan dengan orang-orang yang mudah diperintahnya. Tetapi karena kita tumbuh, maka wajar apabila kekuatan kita selalu berada di belakang keharusan-keharusan kita.
Jadi, "Sambutlah perasaan khawatir itu, karena perasaan khawatir itu sebetulnya adalah perintah agar kita lebih berjaga-jaga dan menyegerakan tindakan untuk keluar dari kekhawatiran."

Pernyataan tambahan dari Choky : "Berarti kalau kita bisa memanage (mengelola) kekhawatiran itu, maka kekhawatiran bisa menjadi suatu pola pelatihan yang baik bagi kita."

Mario Teguh : "Jadi kalau kita mengerti betul bahwa kalau kekhawatiran itu tidak betul-betul hilang, harus selalu ada, sejumput kekhawatiran yang menjadikan kita lebih berjaga-jaga, lebih segera bertindak ..."

Kenapa kita bersikap untuk Frozen ketika kekhawatiran itu datang. Sementara yang lain begitu agresif menghadapi kekhawatiran tersebut ?

Setiap orang memiliki masalah, tetapi ada orang yang menyikapinya sebagai "stoping point" dan ada yang menyikapinya sebagai "starting point". Masalah sebetulnya tanda untuk kita memulai kebiasaan baru. Karena apabila setiap target kita di masa lalu, kita tidak aka masuk di dalam kesulitan ini. Kalau kita iklas menerima itu berarti setiap kesulitan adalah perintah agar kita menyegerakan perbaikan.

Kadang sekarang ini adalah konsekuensi dari masa lalu, itu berarti kita juga membicarakan kesalahan yang harus kita bayar.

Orang yang melihat bahwa setelah kesalahan akan datang hukuman. "NO ...", setelah kesalahan akan datang hadiah dari disadarinya kesalahan. Sehingga orang yang bersikap baik terhadap kesalahannya akan memperbaiki diri dengan anggun. Sedangkan orang yang menyikapi kesalahan sebagai sarana untuk menghukum dirinya akan bersedih hati dan mengulangi kesalahan itu berkali-kali dalam pikirannya. "Jadi bebaskan diri kita dari tuduhan-tuduhan ..."

Menurut Pak Mario, krisis global yang terjadi saat ini berpengaruh di seluruh dunia. Tapi, kita melihat dari sudut yang lebih bergembira. Bagaimana kalau kita melihat itu semua statistikdan selalu hitungannya rata-rata. Kalau itu menyangkut masalah rejeki, tidak lagi statistik. Kalau masalahnya rejeki, itu sudah pribadi. Jadi apapun kesulitan yang kita hadapi dalam ekonomi, ingatlah bahwa langit banyak menampung rintihan, keluhan, ratapan & penyalahan-penyalahan kepada orang lain. Ini kesempatan kita untuk berdoa agar perhatian Tuhan kepada kita sangat pribadi. Dalam ekonomi sulit, rejeki tetap pribadi, maka perbaikilah hubungan pribadi kita dengan Tuhan.

Tuhan kadang-kadang memang sengaja menaruh kita dalam keadaan yang sangat sulit agar kita kemudian menyadari bahwa tidak ada yang sulit bagi Tuhan. Kita tidak berserah diri kepadaNYA sampai kita tidak memiliki apa-apa. Waktu kita betul-betul merasa tidak ada yang bisa kita lakukan, baru kita menyadari ada rencana Tuhan. Terimalah bahwa Tuhan berpihak dengan kita, tidak ada yang tidak mungkin."

Pertanyaan dari Wahyu di Depok :

Apakah motivasi baik untuk orang yang stress saja ?

Bayangkanlah per, kalau dibiarkan tidak tertekan dia tidak memiliki potensi & gerak. Karena per yang tertekan, yang memiliki potensi. Hanya pribadi yang tertekan yang emiliki potensi untuk mengubah dirinya. Itu sebabnya beban Ayah yang kaya adalah menyemangati anak-anaknya. Ayah yang miskin tidak perlu menyemangati anaknya, karena anaknya stess sekali. Jadi kalau begitu, nasehat untuk menghebatkan diri itu pertama kali adalah membangun artificial stress. Stress artifisial yang membuat kita bekerja lebih keras, apabila kita tidak stress. Itu sebabnya pastikan kita punya target untuk usia kita. Sebelum usia ini mau jadi apa, sebelum usia ini punya, sebelum usia ini bisa apa. Kemudian targetkan jumlah orang yang merasa diuntungkan. Jadikan pribadi anda yang stress ini bukan karena kurang, tetapi takut tidak bisa melebihkan bagi orang lain.

Pertanyaan berikutnya yaitu :

Kita tahu bahwa pengalaman adalah guru terbaik, dan kita harus belajar dari pengalaman untuk maju. Bagaimana kita belajar dari pengalaman buruk dengan rasa happy tanpa kekhawatiran-kekhawatiran :

Jawaban dari Pak Mario : Kita memang belajar lebih banyak dari kesalahan kita daripada keberhasilan kita. Banyak orang menjadi pribadi yang lemah sekali, berhasil karena dia menggampangkan proses, dia menjadi angkuh. Orang yang gagal pada upaya pertama harus bersyukur karena itu yang membuatnya menghebatkan diri. Sehingga pada upaya keempat dia mecapai hasil dari orang yang lebih kuat. Bayangkan kalau dulu kita berhasil pada upaya pertama, berapa banyak yang kita bisa hasilkan tanpa belajar membangun kemampuan, kerendahan hati dari kesalahan-kesalahan. Maka mungkin ini adalah hari dimana kita tidak lagi menyikapi apapun sebagai negatif & positif. Yang menjadikan negatif itu cara kita ber-respon, cara kita bereaksi terhadapnya. Orang yang marah kepada kita itu baik, karena itu pemberitahuan untuk kita memperbaiki diri.

Kasih sayang orang kepada kita jadi buruk, kalau kita menggampangkannya. Jadi kalau begitu lihat segala sesuatu sebagai netral. Kitalah penentu kualitasnya.

"DON'T WORRY BE HAPPY ..."

Kita sebaiknya tidak mengkhawatirkan hal-hal yang tidak bisa kita kerjakan. Kita selalu mengkhawatirkan hal-hal yang tidak bisa kita kerjakan. Sekarang kita ubah mindset kita dari sekarang "Yang tidak bisa kita kerjakan lupakan .... khawatirkan justru hal-hal yang bisa kita kerjakan tetapi yang tidak akan kita kerjakan". Karena itu lebih parah, bukankah banyak orang sekarang hidup dalam kehidupan yang salah hanya karena dia tidak melakukan yang bisa dilakukannya. Karena dia selalu khawatir mengenai ha-hal yang tidak bisa dilakukannya.


Label:

posted by Utami @ 09.20  
0 Comments:

Posting Komentar

<< Home
 
 
About Me


Name: Utami
Home: Balikpapan, Indonesia
About Me:
See my complete profile

Previous Post
Archives
Links
Template by
Blogger Templates