21 Jun 2008
Arti Sebuah Persahabatan












Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang
melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang
membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah.

Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan,
tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu
bahkan bertumbuh bersama karenanya ...

Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya.

Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur, disakiti, diperhatikan, dikecewakan, didengar, diabaikan, dibantu, ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian.

Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan,
justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya.
Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang
amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah.

Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan,tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih dari orang lain, tetapi justru ia berinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.

Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya, karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis.

Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya. Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.

** Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri **

Dalam masa kejayaan, teman-teman mengenal kita.
Dalam kesengsaraan, kita mengenal teman-teman kita.
Ingatlah kapan terakhir kali anda berada dalam kesulitan.

Siapa yang berada di samping anda ??
Siapa yang mengasihi anda saat anda merasa tidak dicintai ??

Siapa yang ingin bersama anda saat anda tak bisa memberikan apa-apa ??

MEREKALAH SAHABAT ANDA ......
Hargai dan peliharalah selalu persahabatan anda dengan mereka.


*******************************************************************************************

*******************************************************************************************


Epilog : Sebuah cerita ?

Matahari sudah condong ke sebelah barat. Berdua dengan Sari, saya menyusuri jalan menuju stasiun. Pengumuman kereta akan segera datang telah terdengar, kami berdua semakin mempercepat langkah.

Alhamdulillah masih bisa dikejar. "Kamu sudah beli karcis belum," tanya Sari.
"Nggak sempat, nanti kucing-kucingan saja kalau ada petugas," jawab saya ringan,
kaki sudah hampir masuk ke gerbong, tapi Sari malah menarik saya menjauhi kereta.

Kereta berangkat.

"Kenapa ngga beli karcis dulu," kali ini mukanya agak keruh.
"Kan ngga sempat, lihat tuh, mana antri lagi, males," mata saya mengarah ke tempat penjualan karcis.
"Ya sudah tunggu disini." Sari bergegas pergi, dan dengan tidak enak hati saya memandangi punggungnya yang menjauh.
"Berapa lama, waktu antri untuk membeli karcis," katanya ketika tiba di hadapan saya, tangannya menyodorkan karcis.
"Sepuluh menit" singkat saya.
"Gara-gara sepuluh menit, kamu bisa jadi antri di neraka".

Drrrrr, gemetar juga ditembak telak seperti itu.

"Dan saya nggak mau ikut-ikutan antri disana, gara-gara nggak ngingetin kamu," tambah Sari. Saya diam, kena setrum sepertinya.
"Sudahlah, lain kali jangan curang!" perintahnya, kali ini dia memandang saya penuh arti.

Kalau terkenang dengan peristiwa tadi, saya selalu bergumam "Alhamdulillah... saya mempunyai sahabat".

"Eh ada yang kangen ingin berjumpa dengan mu lho, mendengar rayuan mautmu, melihatmu mengemis memohon cinta. Ayo bangun. Tahajud euyy!!!" itu isi SMS dari seseorang yang baru saya kenal beberapa bulan. Pesan yang terus menerus dikirimnya selama hampir 1 minggu, pada jam 03.00 pagi, tidak kurang. Sebuah SMS yang sebelumnya diawali dengan misscall beberapa kali. Awalnya saya sempat merasa terganggu dan menyembunyikan HP dibawah bantal agar bunyinya tidak terdengar.

Ketika saya membalas SMS-nya dengan "Tidak sayang pulsa tuh, mengganggu ketenangan orang", SMS-nya pun datang, "lho katanya kamu sedang punya banyak masalah". Sangat singkat, mengingatkan bahwa 2 hari yang lalu saya curhat kepadanya.

Sekarang, kala mengingatinya, juga selalu hati ini berujar "Alhamdulillah, saya memiliki sahabat yang demikian....". Ini kisah yang saya dengar dari seorang muslimah. Suatu ketika, dia dan alumni pengurus Rohis SMA, berkumpul. Salah seorang rekan dari pengurus semasa Rohis (sebut saja A) baru saja meninggal, dan mereka baru tahu keadaan ekonomi keluarganya ketika melayat ke rumah A. Ternyata A ini tulang punggung ekonomi keluarganya, selain yatim, ibunya hanya berjualan ala kadarnya. Ibunya bercerita, salah seorang adiknya hampir mau ujian tapi karena tidak ada biaya, akhirnya gagal merampungkan sekolah.

Dibahaslah solusi untuk meringankan beban ibunda A, dengan sebelumnya beberapa rangkaian taushiyah bergulir. Semua yang hadir larut, banyak air mata di sana. Air mata cinta. Diakhir pertemuan, terkumpullah materi yang tidak sedikit, perhiasan, uang, sepeda motor, sepeda, dan sepasang sepatu baru. Kita pasti tahu kisah selanjutnya, si ibu tak henti menangis, dan hampir tersungkur di hadapan mereka. Allahu Akbar.

Sungguh kisah tadi seperti pesan yang disampaikan seorang ulama, "Persahabatan antara orang-orang mukmin, menyatunya kalbu mereka, dan kecintaan yang terjalin diantara mereka merupakan karunia Allah bahkan juga termasuk taqarrub, dalam ketaatan yang paling agung" Dan Alhamdulillah, Almarhum A ini mempunyai sahabat seperti mereka...

Dunia menjadi penuh makna ketika kita mempunyai banyak sahabat. Dunia menjadi berpelangi tatkala banyak sahabat mengelilingi kita.

Kahlil Gibran menyebut, "Kesendirian adalah himpunan duka cita".


Tentu saja, karena manusia dicipta untuk hidup dalam kebersamaan, seperti firman Allah, "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu sekalian (terdiri dari
jenis) laki-laki dan perempuan, dan Kami menciptakan kalian bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar kalian saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia diantara kalian disisi Allah adalah yang paling bertakwa." (QS.Al-Hujurat:13).

Sekali lagi, banyak hikmah yang dapat kita reguk dari persahabatan. Dan juga perlu diingat, kita harus cerdik pula dalam memilihnya. Dalam era sekarang ini, ketika 'fenominul' begitu menyesakkan hati umat Muslim, menjamurnya narkoba, pesta muda-mudi, sepertinya kita butuh filter ampuh untuk memilih sahabat. Dan filter itu bisa begitu ampuh ketika kita mempunyai sahabat yang mampu mendekatkan diri kita kepada pemilik dari segala filter, Allah.

Memilih sahabat bukan berarti membeda-bedakan manusia. Memilah sahabat berarti kita menilainya dari karakter dan sifat yang dimilikinya. Sebuah persahabatan yang nantinya akan terjalin juga tidak seharusnya didasarkan pada parameter-parameter duniawi saja. Sungguh, ketika kita berjumpa dengan seorang yang berakhlak baik, menjaga shalatnya, maka itulah parameternya. Dan itulah yang dilakukan orang-orang shalih terdahulu dalam menimbang siapa saja yang pantas menjadi sahabat baginya.

Ayo, pikatlah sahabat sebanyak yang kita mampu. Sahabat yang tidak menjadikan kita, manusia yang disebut-sebut Al-Qur'an :

"Pada hari si zhalim menggigit kedua tangannya seraya berkata: Ah, seandainya aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Malang nian, mengapa dulu aku menjadikan si fulan menjadi sahabat akrabku". (Al-Furqan 27-28)

Dan jangan lupa, "shalih sendiri" juga tidak bermanfaat, jadi pikatlah sahabat yang ketika dia mengenang kita, dia akan berujar "Alhamdulillah, saya mempunyai sahabat sepertimu..."

Akhirnya, saya sampaikan salam keselamatan untukmu yang berkenan membaca tulisan ini. Izinkan saya menyebutmu sebagai "sahabat". Saya ingin menggelarimu "sahabat", panggilan mesra Nabi al-Musthafa pada generasi setia di zamannya, sapaan akrab terdengar begitu merdu. Sebuah kosa kata indah yang saya temukan dalam buku "Berbagi cinta dengan para Sufi" sebagai kiasan bertubi untuk orang yang paling mempunyai makna. Dan sekarang, saya ingin mengadopsinya untuk anda yang sekali lagi berkenan membaca tulisan ini. Sahabat, semoga Anda membendaharakan kata ini juga untuk saya. Dan ketika anda menjadi sahabat, tak akan pernah jengah anda memperingatkan, ketika saya salah melangkah.

(Disadur dari milis.)

Label:

posted by Utami @ 14.16   0 comments
19 Jun 2008
WeLcoMe
Hi all ...

WelComE to my blog ...

Fiuh ..... Akhirnya sempet juga bikin blog baru (lagaknya yang sok sibuk .... hehehe:p)Sebelumnya aku nge-blog di MP, berhubung sekarang gak bisa ngedit lagi di MP klo dari kantor. (Secara nyari gratisan gitu loh ....). So, pindah dech ke blogspot.

Well, silahkan mampir ke "rumah"ku klo punya waktu.Mohon dimaklumi ya klo "rumah"ku masih berantakan (maklum baru pindah rumah ...)
posted by Utami @ 15.36   1 comments
 
About Me


Name: Utami
Home: Balikpapan, Indonesia
About Me:
See my complete profile

Previous Post
Archives
Links
Template by
Blogger Templates